Tuesday, 17 January 2017

Prolapsus Uteri Pada Sapi

MAKALAH
KESEHATAN TERNAK
PROLAPSUS UTERI PADA TERNAK




Oleh
Syira Zulkahfi








SEKOLAH TINGGI PENYULUHAN PERTANIAN (STPP) MALANG
BADAN PENYULUHAN DAN PENGEMBANGAN SDM PERTANIAN
KEMENTRIAN PERTANIAN
2016


                         KATA PENGANTAR


Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa karena atas berkat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini dengan judul “Prolapsus Uteri Pada Ternak” guna memenuhi tugas mata kuliah sosiologi pedesaan. Makalah ini membahas mengenai ilmu kesehatan ternak terutama prolapsus uteri.
           Seperti pepatah “Tak ada gading yang tak retak”, maka penulis   mohon maaf jika terdapat kekurangan dan kesalahan dalam penulisan makalah ini baik dalam penulisan gelar, isi maupun bahasanya. Untuk itu kami mengharapkan adanya masukan berupa kritik dan saran positif untuk perbaikan di masa mendatang. Semoga makalah ini bermanfaat bagi semua pembaca dan semoga Tuhan Yang Maha Esa selalu memberikan berkat dan karunia-Nya kepada kita semua, terima Kasih.



Malang, 25 November 2016



          Penulis






                                          DAFTAR ISI

Kata Pengantar................................................................................................ I
Daftar Isi............................................................................................................ II
Bab I Pendahuluan......................................................................................... 1
1.1  Latar Belakang.............................................................................. 1
1.2  Rumusan Masalah....................................................................... 2
1.3  Tujuan............................................................................................. 2
Bab II Tinjauan Pustaka................................................................................. 3
2.1.    Prolapsus Uteri......................................................................... 3
2.2.    Penyebab Prolapsus Uteri..................................................... 3
2.3.    Gejala Prolapsus Uteri............................................................ 3
2.4.    Waktu Ternak Terserang Prolapsus Uteri............................ 4
2.5.    Penanganan Prolapsus Uteri................................................ 4
Bab III Pembahasan........................................................................................ 5
3.1      Prolapsus Uteri......................................................................... 5
3.2      Penyebab Prolapsus Uteri..................................................... 5
3.3      Gejala Prolapsus Uteri............................................................ 6
3.4      Waktu Ternak Terserang Prolapsus Uteri............................ 7
3.5      Penanganan Prolapsus Uteri................................................ 7
Bab IV Penutup................................................................................................ 9
4.1 Kesimpulan ................................................................................. 9
4.2 Saran............................................................................................. 10
Daftar Pustaka.................................................................................................. 11




BAB I
PENDAHULUAN
1.1         LATAR BELAKANG
Prospek peternakan di Indonesia masih sangatlah banyak, dikalangan masyarakat peternakan yang masih dijadikan sebagai usaha sampingan, tentu membuat potensi peternakan yang besar, sehingga perlu perlakuan yang tepat agar ternak dapat berproduksi maksimal. Dalam pelaksanaan perawatan ternak, tak lepas dari reproduksi ternak itu sendiri.
Keberhasilan reproduksi akan sangat mendukung peningkatan populasi sapi potong. Namun kondisi sapi potong di usaha peternakan rakyat, hingga saat ini sering dijumpai adanya kasus gangguan reproduksi yang ditandai dengan rendahnya fertilitas induk, akibatnya berupa penurunan angka kebuntingan dan jumlah kelahiran pedet, sehingga mempengaruhi penurunan populasi sapi dan pasokan penyediaan daging secara nasional. Perlu dicarikan solusi untuk meningkatkan populasi sapi potong dalam rangka mendukung kecukupan daging sapi secara nasional tahun 2010.
Gangguan reproduksi yang umum terjadi pada sapi diantaranya: (1) retensio sekundinarium (ari-ari tidak keluar), (2) distokia (kesulitan melahirkan) (3) abortus (keguguran), dan (4) kelahiran prematur/sebelum waktunya.
Prolapsus uteri merupakan suatu keadaan dimana turunnya uterus melalui hiatus genitalis yang disebabkan kelemahan ligamen-ligamen (penggantung), fasia (sarung) dan otot dasar panggul yang menyokong uterus. sehingga dinding vagina depan jadi tipis dan disertai penonjolan kedalam lumen vagina. Sistokel yang besar akan menarik utero vesical junction dan ujung ureter kebawah dan keluar vagina, sehingga kadang-kadang dapat menyebabkan penyumbatan dan kerusakan ureter. Normalnya uterus tertahan pada tempatnya oleh ikatan sendi dan otot yang membentuk dasar panggul. Faktor penyebab lain yang sering adalah melahirkan dan menopause, persalinan lama dan sulit, meneran sebelum pembukaan lengkap, laserasi dinding vagina bawah pada kala II, penatalaksanaan pengeluaran plasenta, reparasi otot-otot dasar panggul menjadi atrofi dan melemah
1.2         RUMUSAN MASALAH
Masalah dalam penulisan makalah ini adalah sebagai berikut.
1.            Apa yang dimaksud prolapsus uteri?
2.            Apa penyebab terjadinya prolapses uteri
3.            Apa saja gejala prolapsus uteri?
4.            Kapan ternak dapat terkena prolapsus uteri?
5.            Bagaimana cara mengobati ternak yang terkena prolapsus uteri?

1.3         TUJUAN
Tujuan dari makalah ini adalah sebagai berikut.
1.            Mengenal penyakit prolapsus uteri
2.            Mengetahui penyebab terjadinya prolapses uteri
2             mengetahui gejala prolapsus uteri
3             Mengetahui waktu ternak dapat terkena prolapsus uteri?
4             Mengetahui Bagaimana cara mengobati ternak yang terkena prolapsus uteri



BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.6.        PROLAPSUS UTERI
Prolapsus uteri (broyong) adalah kondisi dimana rahim (uterus) ternak betina keluar dari tubuh pada saat ternak betina tersebut merejan. Kondisi ini akan selalu berulang kecuali dengan penanganan yang cermat. (Toelihere 2008) Menambahkan bahwa Prolapsus uteri adalah mukosa uterus keluar dari badan melalui vagina secara total ada pula yang sebagian. Prolapsus atau pembalikan uterus sering terjadi segera sesudah partus dan jarang terjadi beberapa jam sesudah itu. Predisposisi terhadap prolapsus uteri menurut Toeliehere (1985) adalah pertautan mesometrial yang panjang, uterus yang lemah, atonik dan mengendur, retensi plasenta pada apek uterus bunting dan relaksasi daerah pelvis yang berlebihan.
2.7.        PENYEBAB PROLAPSUS UTERI
Penyebab Prolapsus Uteri:
1. Ternak selalu dikandangkan.
2. Tingginya hormon estrogen.
3. Tekanan intra abdominal saat berbaring
4. Kelainan genetik.
5. Ternak di kandang dengan bagian belakang lebih rendah daripada bagian depan.
Menurut Toeliehere (1985) Prolapsus uteri sering terjadi pada sapi yang sudah sering partus dan hewan yang telah berumur tua dan makanan yang kurang baik selama hewan itu dipelihara dalam kandang, menyebabkan keadaan ligamenta penggantung uterus menjadi kendor, lemah dan tidak cepat kembali ke posisi sebelum bunting.
2.8.        GEJALA PROLAPSUS UTERI
Gejala klinis/ Tanda-tanda Prolapsus Uteri adalah sebagai berikut.
1.  Nafsu makan dan minum turun.
2.  Ternak gelisah.
3.  Ternak biasanya berbaring tetapi dapat pula berdiri dengan uterus menggantung kebelakang.
4.  Selaput fetus dan atau selaput mukosa uterus terbuka dan biasanya terkontaminasi dengan feses, jerami, kotoran atau gumpalan darah.
5.  Uterus biasanya membesar dan udematus terutama bila kondisi ini telah berlangsung 4-6 jam atau lebih.
2.9.        WAKTU TERNAK TERSERANG PROLAPSUS UTERI
Prolapsus uteri terdi pada saat ternak itu melahirkan, dan dengan tenaga yang berlebihan, sehingga uterus ikut keluar dari posisi normal.
2.10.     PENANGANAN PROLAPSUS UTERI
Tindakan pencegahan prolapsus uteri
1.  Membuat desain lantai kandang yang tidak terlalu miring.
2.  Ternak di exercise (ternak di umbar).
3.  Kontrol manajemen pakan sehingga ternak yang bunting tidak mengalami kegemukan
4.  Jangan memelihara ternak yang pernah mengalami kejadian prolaps vagina atau rektal pada saat bunting.
Penanganan prolapsus uteri
Penanganan secara teknis yaitu dengan menempatkan ternak pada kandang dengan kemiringan 5 –15 cm lebih tinggi dari bagian depan. Penanganan prolapsus dipermudah dengan handuk atau sehelai kain basah. Uterus dipertahankan sejajar vulva sampai datang bantuan. Uterus dicuci bersih dengan air yang dibubuhi antiseptika sedikit. Uterus direposisi. Sesudah uterus kembali secara sempurna ketempatnya, injeksi oksitosin 30-50 ml intramuskuler. Kedalam uterus dimasukkan larutan tardomisol (TM) atau terramisin. Dilakukan jahitan pada vulva dengan jahitan Flessa atau Buhner. Jahitan vulva dibuka dalam waktu 24 jam. Dalam waktu tersebut servik sudah menutup rapat dan tidak memungkinkan terjadinya prolapsus. Penyuntikan antibiotik secara intramuskuler diperlukan untuk membantu pencegahan infeksi uterus. Prinsip dasar penanganan kasus ini adalah mengembalikan organ yang mengalami prolaps ke posisi normalnya.



BAB III
PEMBAHASAN
3.1.    PROLAPSUS UTERI
Prolapses uteri merupakan pembalikan uterus, vagina dan servik, menggantung keluar melalui vulva. Penyebabnya adalah hewan selalu dikandangkan, tingginya estrogen, tekanan intra abdominal saat berbaring maupun genetik. Pada keadaan prolaps partial, organ masuk ke saluran reproduksi seperti semula saat berdiri namun bila terjadi secara total maka organ akan tetap menggantung keluar meskipun dalam keadaan berdiri.
Prolapse uteri sering terjadi pada ternak yang memiliki konstruksi kandang yang rendah kebelakang, sehingga memungkinkan saluran reprosuksi ternak mengalami prolapsus uteri, Karena terbiasa menekan tulang pelvis untuk membuka dan terjadilah prolapsus uteri. Prolapsus uteri termasuk penyakit yang terjadi setiap ternak melahirkan. Hal ini terjadi saat kondisi foetus yang sudah keluar, akan tetapi hormon esterogen masih memicu terjadi nya kontraksi yang terus menerus yang mengkibatkan uterus keluar.
3.2.    PENYEBAB PROLAPSUS UTERI
Penyebab Prolapsus Uteri:
1. Ternak selalu dikandangkan.
2. Tingginya hormon estrogen.
3. Tekanan intra abdominal saat berbaring
4. Kelainan genetik.
5. Ternak di kandang dengan bagian belakang lebih rendah daripada bagian depan.
Hal ini dapat terjadi berdasarkan penyebab prolapsus uteri yang telah disebutkan sering terjadi pada lapangan adalah konstruksi lantai belakang kandang lebih rendah dari lantai depan, memang akan lebih mudah dalam sanitasi, aan tetapi apabila terlalu besar sudut nya, maka prolapsus uteri akan terjadi. Sehingga tinggi kemiringan maksimal 5-15 cm atau membentuk sudut 50.
Selain kemiringan, factor hormonal juga berpengaruh, pemberian pakan yang sembarangan dapat memicu tubuh ternah untuk menghasilkan hormone esterogen daam jumlah yang banyak, sehingga pada saat proses melahirkan / partus, sapi akan terus merejan, dan apabila merejan terus menerus, akibatnya adalah prolapsus uteri. Kita harus selalu memperhatikan konstruksi kandang dan factor lainnya, agar tingkat atau prosentase terjadinya prolapsus uteri akan seminimal mungkin.
3.3.        GEJALA PROLAPSUS UTERI
Gejala klinis/ Tanda-tanda Prolapsus Uteri adalah sebagai berikut.
1.  Nafsu makan dan minum turun.
2.  Ternak gelisah.
3.  Ternak biasanya berbaring tetapi dapat pula berdiri dengan uterus menggantung kebelakang.
4.  Selaput fetus dan atau selaput mukosa uterus terbuka dan biasanya terkontaminasi dengan feses, jerami, kotoran atau gumpalan darah.
5.  Uterus biasanya membesar dan udematus terutama bila kondisi ini telah berlangsung 4-6 jam atau lebih.
Gejala yang sering terjadi dilapangan adalah pada saat melahirkan posisi uterus bergeser kebelakang menempel foetus, sehingga uterus ikut keluar bersama foetus. Dapat dilihat pada gambar berikut.



  
Nampak jelas uterus yang keluar dari vulva ternak, sehingga uterus menggantung. Apabila gejala ini terus dibiarkan, maka uterus akan mudah untuk dimasukkan kembali, Karen uterus ang terkena udara akan mengembang dari ukuran normal, sehingga dalam memasukkan nya perlu bebeapa orang agar uterus dapat kembali masuk.
3.4.     WAKTU TERNAK TERSERANG PROLAPSUS UTERI
Prolapsus uteri terdi pada saat ternak itu melahirkan, dan dengan tenaga yang berlebihan, sehingga uterus ikut keluar dari posisi normal. Jadi, setiap induk itu bunting dibarengi dengan merejan yang terus menerus, kemungkinan ternak itu akan mengalami prolapsus uteri. Apabila kejadian ini terjadi terus menerus pada ternak tertentu, maka besar kemungkinan, ternak itu akan mengalami prolapsus terus menerus.
3.5.        PENANGANAN PROLAPSUS UTERI
Tindakan pencegahan prolapsus uteri
1.  Membuat desain lantai kandang yang tidak terlalu miring.
2.  Ternak di exercise (ternak di umbar).
3.  Kontrol manajemen pakan sehingga ternak yang bunting tidak mengalami kegemukan
4.  Jangan memelihara ternak yang pernah mengalami kejadian prolaps vagina atau rektal pada saat bunting.
Penanganan prolapsus uteri
Penanganan secara teknis yaitu dengan menempatkan ternak pada kandang dengan kemiringan 5 –15 cm lebih tinggi dari bagian depan. Penanganan prolapsus dipermudah dengan handuk atau sehelai kain basah. Uterus dipertahankan sejajar vulva sampai datang bantuan. Uterus dicuci bersih dengan air yang dibubuhi antiseptika sedikit. Uterus direposisi. Sesudah uterus kembali secara sempurna ketempatnya, injeksi oksitosin 30-50 ml intramuskuler. Kedalam uterus dimasukkan larutan tardomisol (TM) atau terramisin. Dilakukan jahitan pada vulva dengan jahitan Flessa atau Buhner. Jahitan vulva dibuka dalam waktu 24 jam. Dalam waktu tersebut servik sudah menutup rapat dan tidak memungkinkan terjadinya prolapsus. Penyuntikan antibiotik secara intramuskuler diperlukan untuk membantu pencegahan infeksi uterus. Prinsip dasar penanganan kasus ini adalah mengembalikan organ yang mengalami prolaps ke posisi normalnya.
Ini adalah sebuah penanganan darurat untuk kasus prolapsus uteri yang sering terjadi apabila peralatan dan obat yang terbatas.
1.    Siapkan air bersih.
2.    Sediakan sekitar 4 buah es batu (biasanya dibungkus plastik @ 1liter)
3.    Siapkan alkohol.
4.    Siapkan jarum jahit/ 1 set alat jahit (kalau tidak ada, pakai jarum karung dan tali rafia -semuanya dicuci air panas dan direndam dulu dalam alkohol 70%).
5.    Cuci alat reproduksi yang keluar dengan air bersih sekalian sisa placenta dan corpus luteum disingkirkan sekalian, lalu perlahan-lahan masukkan seluruh organ reproduksi itu kedalam sampai masuk seluruhnya.
6.    Tekan mulut vagina dan masukkan es batu kedalam, untuk membekukan darah.
7.    Jahit luka sobeknya dengan jarum dan tali rafia.
8.    Letakkan ternak pada alas tanah dengan posisi kaki depan lebih rendah dari kaki belakang
9.    Usahakan ternak berada dalam ruangan yang terbatas, ternak tidak dapat memutar.
10.  Injeksi dengan vitamin A, D, E, K serta prepaat calcium (misalnya Calidex - su ctan sebanyak 25 cc).
11.  Beri ternak makan dan minum secukupnya.
12.  Setelah 3 - 4 hari biasanya kandungan sudah mulai normal dan jahitan sudah mengering, tali rafia boleh dilepaskan
.




BAB  IV
PENUTUP
4.1 KESIMPULAN
Kesimpulan hasil pembahasan adalah sebagai berikut.
Prolapses uteri merupakan pembalikan uterus, vagina dan servik, menggantung keluar melalui vulva. Prolapse uteri sering terjadi pada ternak yang memiliki konstruksi kandang yang rendah kebelakang, sehingga memungkinkan saluran reprosuksi ternak mengalami prolapsus uteri, Karena terbiasa menekan tulang pelvis untuk membuka dan terjadilah prolapsus uteri
Penyebab Prolapsus Uteri adalah ternak yang selalu dikandangkan denga konstruksi kandang yang tidak sesuai seperti lantai belakang kandang lebih rendah dari lantai depan melebihi 50, tingginya hormone esterogen, tekanan intra abdominal saat berbaring, kelainan genetik.
Gejala klinis/ Tanda-tanda Prolapsus Uteri adalah nafsu makan dan minum turun, ternak gelisah, ternak biasanya berbaring tetapi dapat pula berdiri dengan uterus menggantung kebelakang, selaput fetus dan atau selaput mukosa uterus terbuka dan biasanya terkontaminasi dengan feses, jerami, kotoran atau gumpalan darah, dan Uterus biasanya membesar dan udematus terutama bila kondisi ini telah berlangsung 4-6 jam atau lebih.
Waktu ternak terserang prolapsus uteri pada saat ternak itu melahirkan, dan dengan tenaga yang berlebihan, sehingga uterus ikut keluar dari posisi normal
Penanganan secara teknis yaitu dengan menempatkan ternak pada kandang dengan kemiringan 5 –15 cm lebih tinggi dari bagian depan. Letakkan ternak pada alas tanah dengan posisi kaki depan lebih rendah dari kaki belakang, usahakan ternak berada dalam ruangan yang terbatas, ternak tidak dapat memutar, dan injeksi dengan vitamin A, D, E, K serta prepaat calcium (misalnya Calidex - su ctan sebanyak 25 cc).



4.2  SARAN
Kurangnya referensi dalam penulisan makalah, seingga masih belum mengkaji permasalahan di Indonesia tentang penyakit prolapsus uteri. Untuk pembaca, penulis mengharapkan adanya kritikan yang membangun, agar dalam penulisan selanjutnya akan lebih baik.



DAFTAR PUSTAKA
Ratnawati D. et all. 2007. Petunjuk Teknis Penanganan  Gangguan Reproduksi  Pada Sapi Potong. Pasuruan. Pusat Penelitian dan Pengembangan Peternakan.
Saputro T. 2015. Prolapsus Uteri (Broyong) Pada Ternak. http://www. Ilmu ternak.com/2015/03/prolapsus-uteri-broyong-pada-ternak.html.
Anonymous. 2015. Cara Mengatasi Broyong Pada Ternak. http://www. gedangsari.com/cara-mengatasi-broyong-pada-ternak.html




No comments:

Post a Comment

silahkan mengisi kolom komentar, agar ada perbaikan dalam penulisan blog saya