Wednesday, 18 January 2017

MANAJEMEN SAPI PERAH SECARA EKONOMIS

selamat datang di blog saya, disini saya akan menyampaikan sedikit ilmu tentang manajemen sapi perah secara ekonomis, disini juga, saya tulis berdasarkan hasil diskusi bersama teman-teman saya. jadi, dalam artikel ini ada banyak ilmu dari teman-teman saya mengenai manajemen sapi perah. untu lebih jelasnya, ayok kita simak artikel berikut ini.

Susu merupakan produk potensial di Indonesia. Hal ini dikarenakan masih minimnya jumlah produksi susu sapi dalam negeri, sekitar 30% produksi susu sapi yang dihasilkan dalam negeri tidak seimbang dengan jumlah susu sapi yang di impor dari luar negeri sekitar 70%. Yang menjadi permasalahan yang vital dalam peternakan sapi perah di Indonesia adalah umumnya skala peternakan merupakan peternakan rakyat dengan jumlah kepemilikan 9 sampai 10 ekor, selain itu manajemen pemeliharaan peternakan rakyat yang masih bersifat tradisional mempengaruhi produksi susu yang dihasilkan seperti manajemen pakan yang kurang akan berdampak terhadap produksi susu dan manajemen reproduksi yang kurang diperhatikan juga akan berdampak terhadap masa laktasi. Dari beberapa permasalahan tersebut akan berdampak panjang terhadap pendapatan peternak, beberapa alasan mengapa pendapatan peternak di Indonesia masih rendah diantaranya adalah

1.       Biaya produksi yang tinggi
Biaya produksi yang tinggi menyebabkan harga jual susu yang tinggi pula, karena harga susu yang diharapkan peternak harus sesuai dengan hargan produksi, missal pakan. Apabila biaya produksi tinggi akan tetapi harga susu masih tetap, inilah yang dapat mempengaruhi pendapatan peternak sapi perah.

2.       Kualitas susu yang tidak sesuai dengan standar, sehingga berpengaruh pada harganya
Kualitas susu harus selalu diperhatikan oleh peternak dalam mempertahankan kualitas susu yang diperoleh dan dapat memenuhi standar yang telah ditentukan oleh koperasi, apabila kualitas susu tidak sesuai dengan standar, maka susu akan ditolak oleh koperasi. Apabila dijual, terpaksa dijual dengan harga yang murah atau dibawah harga normal susu.

3.       Produksi rendah
Produksi susu harus diproduksi secara maksimal, agar peternak dapat menambah pendapatannya dalam penjualan susu. Semakin tinggi produksi susu, semakin bertambah pendapatan peternak.

4.       Skala usaha kepemilikan yang masih sedikit
Skala usaha juga menentukan besar kecilnya pendapatan peternak dalam melakukan usaha agribisnis sapi perah. Semakin besar skala usahanya, semakin efektif dalam memaksimalkan sumber daya manusia agar bekerja secara maksimal. Missal 1 orang dapat memelihara sappi 10 ekor, apabila 1 orang itu hanya memelihara 5 ekor, maka biaya pekerja tidak dimanfaatkan secara maksimal.

5.       System budidaya
System budidaya harus dilaksanakan dengan baik, agar tidak terjadinya hal-hal yang tidak diinginkan. System budidaya yang dulakukan dalam suatu usaha agribisnis sangat menentukan dalam memperoleh produksinya.

6.       Jejaring agribisnis
Permasalahan peternak dalam lapangan salah satunya adalah dalam pasar, karena peternak kesulitan dalam mencari pasar dan peternak belum memiliki daya tawar yang tinggi, dimana peternak dapat menentukan harga susu, atau mampu mengolah produknya menjadi suatu barang yang memiliki nilai ekonomis yang tinggi.

7.       Pengelolaan pasca panen
            Pengolahan diperlukan saat susu dari peternak ditolak oleh koperasi. Susu yang ditolak dapat dimanfaatkan menjadi produk olahan susu seperti krupuk susu, caramel susu, susu kental manis, stick susu, dan lainnya.

Harga susu terbentuk dari kualitas dan kuantitas susu. Harga susu ditentukan oleh IPS (industri Pengolahan Susu) dengan menetapkan harga maksimal susu. Kelemahan dari peternak kita adalah pasar, sehingga dapat dimanfaatkan oleh IPS dalam penentuan harganya.
Harga tinggi disebabkan semakin banyaknya rantai pemasaran, sehingga ada pembagian keuntungan pada masing-masing unit dalam rantai pemasaran itu, dan peternak tidak memperhatikan kualitas susu. Di level produsen dalam penyediaan bahan mentah, harganya akan berbeda lagi sesuai dengan kualitas susu yang diperoleh.
Ketidakseimbangan antara pendapatan dengan biaya pengeluaran menyebabkan  rendahnya pendapatan peternak. Ada 3 unsur dalam usaha sapi perah yaitu (No Calff, No Milk, No Money). Apabila sapi tidak menghasilkan pedet, dan tidak menghasilkan susu, maka peternak tidak akan mendapatkan uang(pendapatan).  Kita harus memperhatikan keseimbangan dalam komposisi ternak yaitu menghasilkan pedet dengan produksi. Sehingga, pada masa laktasi harus bergiliran agar pada ternak pada masa kering, ada sapi yang menghasilkan susu dan petani akan mendapatkan susu secara terus menerus dari masa lakstasi yang bergiliran. Perlu manajemen yang baik dalam mengatur agar ketersediaan susu yang diperoleh akan terus menerus(stock selalu ada).
Komposisi dalam agribisnis ternak yaitu sapi laktasi 60% dan sapi tidak laktasi 40%. Apabila membeli bakalan sapi perah, sebaiknya membeli sapi dara yang bunting disertai dengan data recording hasil PKB dari inseminator, agar memastikan bahwa bakalan itu benar-benar bunting. Perlu adanya pergantian sapi yang mengalami penurunan kondisi atau tidak produktif lagi. Apabila sapi tidak terserang penyakit, produksi normal dan manjemen yang baik, maka dalam pemeliharaan untuk mendapatkan produksi dapat mencapai umur 10 tahun.
Replacement stock bertujuan untuk sutainabilitas produksi susu sepanjang tahun, angka rplacement setidaknya sebanyak 20% dari total populasi, asumsi 2% mortalitas dan 18% culling penyakit. Perlu memperhatikan 3 cara dalam melakukan replacement (pergantian sapi yang tidak produktif) yaitu.

1. Membesarkan sendiri
Pemeliharaan pedet pengganti induk di berikan susu secara intensif selama 6 bulan, dengan perbandingan 6, 5, 4, 3, 2, 1. Semakin lama semakin sedikit dalam pemberian susu induknya dan pemberian induk perbulan semakin sedikit dari bulan pertma sampai bulan ke-6. Produksi susu dipengaruhi oleh pakan, iklim, dan manjemen

2. melakukan kontrak dengan breeder
Harus disertai data yang jelas, agar dalam pemilihan lebih tepat dan sesuai dengan apa yang kita diinginkan. Usaha ini dapat mengurangi resiko dalam pemilihan calon pengganti pedet

3.   Membeli dara dari luar / peternak
Harus disertai dengan riwayat  ternak itu, missal penyakit apa yang pernah dialami, Akan tetapi kurang pasti dalam mengetahui data recording ternak itu.

Kondisi factual tentang replacement peternakan rakyat.
1.       Peternak hanya melihat dari eksteriornya saja tanpa dilihat dari kapasitas produksi susunya

2.       Peernak tidak melihat apakah dara / indukan yang dibeli merupakan indukan-indukan yang baik untuk dikembangkan. 

Nah, dari artikel diatas kita dapat mengetahui mengapa peternak mengalami pendapatan yang rendah sampai kondisi faktual tentang replacement peternakan rakyat. kalau ada kritik dan saran, silahkan isi di kolom komentar. saya menghaapkan ada nya sarang yang membangun sehingga dapat slaing berbagi pengalaman. terima kasih. sampai jumpa lagi....






No comments:

Post a Comment

silahkan mengisi kolom komentar, agar ada perbaikan dalam penulisan blog saya