selamat datang di blog saya, disini saya akan menyampaikan sedikit ilmu tentang manajemen sapi perah secara ekonomis, disini juga, saya tulis berdasarkan hasil diskusi bersama teman-teman saya. jadi, dalam artikel ini ada banyak ilmu dari teman-teman saya mengenai manajemen sapi perah. untu lebih jelasnya, ayok kita simak artikel berikut ini.
Susu
merupakan produk potensial di Indonesia. Hal ini dikarenakan masih minimnya
jumlah produksi susu sapi dalam negeri, sekitar 30% produksi susu sapi yang
dihasilkan dalam negeri tidak seimbang dengan jumlah susu sapi yang di impor
dari luar negeri sekitar 70%. Yang menjadi permasalahan yang vital dalam
peternakan sapi perah di Indonesia adalah umumnya skala peternakan merupakan
peternakan rakyat dengan jumlah kepemilikan 9 sampai 10 ekor, selain itu
manajemen pemeliharaan peternakan rakyat yang masih bersifat tradisional
mempengaruhi produksi susu yang dihasilkan seperti manajemen pakan yang kurang
akan berdampak terhadap produksi susu dan manajemen reproduksi yang kurang
diperhatikan juga akan berdampak terhadap masa laktasi. Dari beberapa permasalahan
tersebut akan berdampak panjang terhadap pendapatan peternak, beberapa alasan
mengapa pendapatan peternak di Indonesia masih rendah diantaranya adalah
1.
Biaya
produksi yang tinggi
Biaya produksi yang tinggi
menyebabkan harga jual susu yang tinggi pula, karena harga susu yang diharapkan
peternak harus sesuai dengan hargan produksi, missal pakan. Apabila biaya
produksi tinggi akan tetapi harga susu masih tetap, inilah yang dapat
mempengaruhi pendapatan peternak sapi perah.
2.
Kualitas
susu yang tidak sesuai dengan standar, sehingga berpengaruh pada harganya
Kualitas
susu harus selalu diperhatikan oleh peternak dalam mempertahankan kualitas susu
yang diperoleh dan dapat memenuhi standar yang telah ditentukan oleh koperasi,
apabila kualitas susu tidak sesuai dengan standar, maka susu akan ditolak oleh
koperasi. Apabila dijual, terpaksa dijual dengan harga yang murah atau dibawah
harga normal susu.
3.
Produksi
rendah
Produksi susu harus diproduksi
secara maksimal, agar peternak dapat menambah pendapatannya dalam penjualan
susu. Semakin tinggi produksi susu, semakin bertambah pendapatan peternak.
4.
Skala
usaha kepemilikan yang masih sedikit
Skala usaha juga menentukan besar
kecilnya pendapatan peternak dalam melakukan usaha agribisnis sapi perah.
Semakin besar skala usahanya, semakin efektif dalam memaksimalkan sumber daya
manusia agar bekerja secara maksimal. Missal 1 orang dapat memelihara sappi 10
ekor, apabila 1 orang itu hanya memelihara 5 ekor, maka biaya pekerja tidak
dimanfaatkan secara maksimal.
5.
System
budidaya
System budidaya harus dilaksanakan
dengan baik, agar tidak terjadinya hal-hal yang tidak diinginkan. System
budidaya yang dulakukan dalam suatu usaha agribisnis sangat menentukan dalam
memperoleh produksinya.
6.
Jejaring
agribisnis
Permasalahan peternak dalam lapangan
salah satunya adalah dalam pasar, karena peternak kesulitan dalam mencari pasar
dan peternak belum memiliki daya tawar yang tinggi, dimana peternak dapat
menentukan harga susu, atau mampu mengolah produknya menjadi suatu barang yang
memiliki nilai ekonomis yang tinggi.
7.
Pengelolaan
pasca panen
Pengolahan diperlukan saat susu dari peternak ditolak oleh koperasi.
Susu yang ditolak dapat dimanfaatkan menjadi produk olahan susu seperti krupuk
susu, caramel susu, susu kental manis, stick susu, dan lainnya.
Harga susu
terbentuk dari kualitas dan kuantitas susu. Harga susu ditentukan oleh IPS
(industri Pengolahan Susu) dengan menetapkan harga maksimal susu. Kelemahan
dari peternak kita adalah pasar, sehingga dapat dimanfaatkan oleh IPS dalam
penentuan harganya.
Harga
tinggi disebabkan semakin banyaknya rantai pemasaran, sehingga ada pembagian
keuntungan pada masing-masing unit dalam rantai pemasaran itu, dan peternak
tidak memperhatikan kualitas susu. Di level produsen dalam penyediaan bahan
mentah, harganya akan berbeda lagi sesuai dengan kualitas susu yang diperoleh.
Ketidakseimbangan
antara pendapatan dengan biaya pengeluaran menyebabkan rendahnya pendapatan peternak. Ada 3 unsur
dalam usaha sapi perah yaitu (No Calff, No Milk, No Money). Apabila sapi tidak
menghasilkan pedet, dan tidak menghasilkan susu, maka peternak tidak akan
mendapatkan uang(pendapatan). Kita harus
memperhatikan keseimbangan dalam komposisi ternak yaitu menghasilkan pedet
dengan produksi. Sehingga, pada masa laktasi harus bergiliran agar pada ternak
pada masa kering, ada sapi yang menghasilkan susu dan petani akan mendapatkan
susu secara terus menerus dari masa lakstasi yang bergiliran. Perlu manajemen
yang baik dalam mengatur agar ketersediaan susu yang diperoleh akan terus menerus(stock
selalu ada).
Komposisi
dalam agribisnis ternak yaitu sapi laktasi 60% dan sapi tidak laktasi 40%.
Apabila membeli bakalan sapi perah, sebaiknya membeli sapi dara yang bunting
disertai dengan data recording hasil PKB dari inseminator, agar memastikan
bahwa bakalan itu benar-benar bunting. Perlu adanya pergantian sapi yang
mengalami penurunan kondisi atau tidak produktif lagi. Apabila sapi tidak
terserang penyakit, produksi normal dan manjemen yang baik, maka dalam
pemeliharaan untuk mendapatkan produksi dapat mencapai umur 10 tahun.
Replacement
stock bertujuan untuk sutainabilitas produksi susu sepanjang tahun, angka
rplacement setidaknya sebanyak 20% dari total populasi, asumsi 2% mortalitas
dan 18% culling penyakit. Perlu memperhatikan 3 cara dalam melakukan
replacement (pergantian sapi yang tidak produktif) yaitu.
1. Membesarkan sendiri
Pemeliharaan pedet pengganti induk
di berikan susu secara intensif selama 6 bulan, dengan perbandingan 6, 5, 4, 3,
2, 1. Semakin lama semakin sedikit dalam pemberian susu induknya dan pemberian
induk perbulan semakin sedikit dari bulan pertma sampai bulan ke-6. Produksi
susu dipengaruhi oleh pakan, iklim, dan manjemen
2. melakukan kontrak dengan breeder
Harus disertai data yang jelas, agar
dalam pemilihan lebih tepat dan sesuai dengan apa yang kita diinginkan. Usaha
ini dapat mengurangi resiko dalam pemilihan calon pengganti pedet
3. Membeli dara dari luar / peternak
Harus disertai dengan riwayat ternak itu, missal penyakit apa yang pernah
dialami, Akan tetapi kurang pasti dalam mengetahui data recording ternak itu.
Kondisi factual tentang replacement peternakan rakyat.
1. Peternak hanya melihat dari eksteriornya saja tanpa dilihat dari kapasitas produksi susunya
2. Peernak tidak melihat apakah dara / indukan yang dibeli merupakan indukan-indukan yang baik untuk dikembangkan.
Nah, dari artikel diatas kita dapat mengetahui mengapa peternak mengalami pendapatan yang rendah sampai kondisi faktual tentang replacement peternakan rakyat. kalau ada kritik dan saran, silahkan isi di kolom komentar. saya menghaapkan ada nya sarang yang membangun sehingga dapat slaing berbagi pengalaman. terima kasih. sampai jumpa lagi....
No comments:
Post a Comment
silahkan mengisi kolom komentar, agar ada perbaikan dalam penulisan blog saya